Harga Kol Rendah, Petani di Lambar Merugi

Rendahnya harga kol di Lampung Barat saat ini dikeluhkan para petani. Sebab, mereka terancam tidak bisa menanam kembali akibat rugi. Foto : Ronal

MH,LAMBAR-Petani Kol atau Kubis di Kabupaten Lampung Barat (Lambar) mengeluhkan rendahnya harga salah satu jenis sayuran tersebut. Bahkan, rendahnya harga telah menyebabkan banyak petani yang mengalami kerugian, karena harga jual yang tidak sebanding dengan biaya tanam atau produksi.

Anjloknya harga kol saat ini mencapai titik terendah dalam beberapa bulan terakhir ini, Salah satu penyebabnya yaitu pandemi Covid-19 yang juga belum berakhir hingga kini.”Saat ini harga kol termasuk paling titik terendah bagi petani. Kemungkinan besar, periode tanam berikutnya tidak bisa tanam lagi,”cetus Rudianto (52), salah satu petani kol di Wai Mengaku Kecamatan Balik Bukit, saat berbincang-bincang sambil memetik kol di perkebunannya, Senin (10/1/22).

Dia yang menanam kol di atas lahan seluas satu hektar ini hanya memanen sedikit kol miliknya. Itu pun bukan untuk dijual, tapi hanya sekedar untuk dibagikan kepada tetangga.”Panen kali ini ya dibiarkan saja tidak dipanen, karena tidak ada harga. Boro-boro mau untung, balik modal saja tidak,”keluhnya.

Menurutnya, harga kol di kios pengepul berkisar Rp600 sampai Rp800 per kilogram, sementara modal atau biaya produksi kurang lebih Rp5000.000 setiap tanam.”Ya mau gimana lagi pak, yang saya takutkan kalau harga sayuran kol terus-terusan begini periode berikutnya ya mungkin tidak bisa tanam lagi,”ujarnya.

Penyebab rendahnya harga kol dikarenakan pandemi dan juga daya beli masyarakat kurang, serta banyaknya gudang memasok sayuran dari luar daerah. Sehingga petani lokal susah untuk menjual ke luar daerah.”Belum lagi pupuk saat ini terbilang langka, dimana lagi sekarang harga pupuk mahal,”jelasnya.

Senada juga dialami oleh Hirman (45), yang lahannya tidak jauh dari lahan Rudianto. Menurutnya, untuk harga normal kol di tingkat petani seharusnya Rp2.000 per kilogram. Pada tiga bulan yang lalu harga kol di agen pengepul masih Rp600 sampai Rp800 per kilogram dan masih merugi.

“Untuk harga sayuran yang meningkat di tingkat agen bulan ini seperti tomat yang saat ini harga sudah mencapai RP4000 per kilo dan juga cabai yang sudah mencapai Rp45.000 per kilo,”imbuhnya. Mereka berharap ada perhatian dari pemerintah baik pusat dan daerah terhadap masalah ini, agar perekonomian para petani bisa meningkat dan  sejahtera.(nal/ded)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *